Bali,bakin—news.com. Gemuruh tepuk tangan menggema di Gedung Kesenian Ir. Soekarno pada Sabtu malam, saat Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna (Kembang–Ipat) merayakan 100 hari kerja mereka. Bukan sekadar seremoni, acara yang dimulai pukul 18.30 WITA-23.00 itu menampilkan wajah-wajah perubahan: masyarakat yang telah merasakan langsung manfaat dari program-program unggulan Kembang–Ipat. Jembrana 31 Mei 2025.
Mereka yang sebelumnya hanya menjadi angka dalam statistik kini tampil sebagai saksi hidup. Warga biasa dengan cerita luar biasa. Karena pada kesemptan itu berapa warga Jembarana di berikan kesempatan langsung untuk maju dan memberikan kesaksiaanya atas program dari Kembang – Ipat yang mereka rasakan.
bu Nengah Darmi, warga Tegal Badeng Barat, adalah salah satu yang dipanggil naik ke panggung utama. Ia mengidap kanker payudara. Dahulu, setiap kali harus berobat ke Denpasar, ia berangkat sendiri, menanggung rasa sakit dan lelah perjalanan. Kini, berkat Program Antar Jemput Pasien, ia bisa diantar dan dijemput langsung dari rumahnya hingga ke rumah sakit tujuan.“Saya bisa lanjut berobat dan sembuh. Tanpa program ini, saya tidak tahu bagaimana nasib saya, ” ungkapnya haru.
Cerita serupa datang dari Ibu Ni Made Juliani, warga Baluk Rening. Ia juga merasakan manfaat layanan antar jemput pasien. Tak hanya itu, Program Rumah Singgah juga menjadi tempat beristirahat yang layak saat ia harus menunggu keluarga yang dirawat. “Dulu saya tidur di emperan rumah sakit, sekarang saya bisa istirahat dengan layak. Ini sangat membantu,” ujarnya.
Dari Pengambengan, Ibu Dahlia membawa kisah dari sudut ekonomi kerakyatan. Warung kecilnya dulu sederhana dan tak layak, bahkan barang dagangan kerap basah jika hujan datang, namun lewat Program Bedah Warung Harmoni, warung Ibu Dahlia kini lebih tertata, aman, dan nyaman.
“Saya tidak takut lagi barang dagangan saya basah. Terima kasih untuk program yang nyata membantu pedagang kecil seperti saya,” katanya dengan mata berbinar.
Ni Komang Budi adalah wajah lain dari harapan. Dulu, saat mendampingi keluarga yang dirawat, ia tidur di emperan rumah sakit, sekarang, dengan Rumah Singgah Pemkab, ia mendapatkan tempat yang layak dan manusiawi. “Bukan hanya tempat tidur, tapi juga perhatian dari pemerintah. Ini bukan bantuan kecil, ini menyentuh hati,” ucapnya.
Hilman , Agung